Dua bulan yang lalu tepatnya bulan Desember 2010 saya kedatangan seorang klien yang ingin menggunakan jasa kami, klien tersebut jualan busa...
Dua bulan yang lalu tepatnya bulan Desember 2010 saya kedatangan seorang klien yang ingin menggunakan jasa kami, klien tersebut jualan busana muslim online. Dari raut muka nya terlihat kegelisahan walaupun sedikit menyimpan semangat untuk bangkit.
Sebelum pokok pembicaraan dimulai, beliau bercerita mengenai bisnis onlinenya yang sempat mengalami kemunduran.
Sebelum pokok pembicaraan dimulai, beliau bercerita mengenai bisnis onlinenya yang sempat mengalami kemunduran.
“Aneh, saya tidak mengerti traffic webstore saya cukup bagus, pernah dalam 1 hari sampai 3000 pengunjung, namun tidak ada satu pun yang transaksi...” Itulah yang dikatakan oleh orang tersebut, dan saya hanya bisa bersimpati saja mendengarnya. Selanjutnya kami mencoba bersama-sama untuk mengidentifikasi apa gerangan sumber masalahnya.
Sambil cerita ngaler-ngidul akhirnya sepakat bahwa ada dua masalah besar yang dilupakan. Sebetulnya sih dengan dia datang ke workshop saya dia sudah tau masalah yang dihadapinya. Dua masalah tersebut pertama adalah layanan custumer service online yang tidak 24 jam atau setidaknya selama jam kerja, dan yang kedua penyajian foto produk yang kurang menarik. Dia sadar betul dengan masalah yang kedua ini, bahwa penyajian foto produk wajib menarik, ketika saya tanya, “Mengapa harus mempercayakan kepada orang lain untuk urusan foto ini?”, kemudian dia mengatakan, “Setiap orang bisa bikin nasi goreng, tapi nasi goreng diluar selalu terasa lebih enak”.
Sudah barang tentu ketika kita memutuskan untuk fokus jualan online, komitmen untuk melayani lebih baik harus di utamakan karena “trust” sangat penting, karakteristik bisnis e-commerce membutuhkan pendekatan emosional yang lebih dibanding bisnis offline. Kedua, tampilan foto yang bagus tidak kalah penting, faktor yang satu ini selalu saja dilupakan oleh pemilik webstrore, padahal secanggih apapun webstore jika tidak diimbangi dengan foto produk yang baik, akan sia-sia. Makanya ketika itu saya sempat bilang kepada klien, “Percuma saja bikin webstore jika foto produknya biasa-biasa saja, siap-siap saja ditinggalkan”.
Alhamdulillah akhir dari perbincangan itu kami menemukan satu titik terang. Sampai tulisan ini saya buat, sedikit demi sedikit layanan online dan tampilan produknya semakin membaik. Dan sampai saat ini sudah berjalan 2 bulan proses pemotretan masih terus berlangsung, dan info terakhir selain memasarkan secara online, beliau juga sudah mulai mencetak foto baju muslimnya itu menjadi katalog, dan sudah mulai tersebar ke wilayah sumatera.
Mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi siapapun yang ingin serius menjalani bisnis online.
Wassalam.
Ovikhamdan